Daftar Isi
2. Jaringan Lokal
3. Sambungan Mekanik dengan Saklar
4. Sambungan Mekanik dengan Saklar Crossbar
5. Fungsi-Fungsi dalam Panggilan Telepon
6. Transmisi Digital pada Telepon
7. Switching pada Jaringan Telepon
8. Signaling pada Jaringan Telepon
9. Pengembangan
10. Pengembangan Menuju Generasi Layanan Terpadu
1. Sambungan Panggilan Telepon
Dalam pengertian yang lebih luas telekomunikasi diartikan sebagai suatu proses transmisi dalam bentuk informasi yang dilakukan oleh dua orang atau mesin pada suatu tempat dengan menggunakan perangkat atau piranti modern telekomunikasi. Transmisi sendiri mengandung pengertian penyaluran atau pemancaran informasi yang berasal dari pesan-pesan yang telah diolah. Komunikasi telepon merupakan bentuk pertukaran informasi suara antara dua orang. Orang yang satu berperan sebagai pengirim pesan suara (sender) sedangkan lainnya bertindak sebagai penerima pesan (receiver). Komunikasi melalui telepon adalah komunikasi timbal balik, artinya komunikasi yang berlangsung dalam dua arah tanpa harus bergantian. Komunikasi yang demikian disebut sebagai sambungan dupleks penuh (full duplex). Sambungan telepon dalam perkembangannya telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pada awalnya pertukaran informasi suara masih dilakukan dengan sistem analog, tetapi sekarang ini untuk meningkatkan kualitas layanan suara yang baik telah dilakukan melalaui pengubahan ke dalam bentuk komunikasi digital.
2. Jaringan Lokal
3. Sambungan Mekanik dengan Saklar
Sambungan dapat berlangsung karena rangkaian perkabelan tersambung melalui serangkaian relai dalam susunan
seri atau melalaui saklar-saklar bertingkat (stepper switchs)
Dengan memperhatikan
gambar 10.5, dapat diketahui
bahwa proses terjadinya
sambungan pembicaraan telepon
melibatkan banyak rangkaian tidak
hanya sekedar berbicara saja.
Orang yang akan menelpon,
pertama kali harus mengangkat
gagang selanjutnya memutar atau
menekat tombol angka-angka
(dial), lalu mendengarkan nada
dering sebagai pertanda panggilan
dan terakhir berbicara kepada
orang yang dihubungi. Dalam
sistem telepon mekanik yang
sebenarnya sebagaimana terlihat
pada gambar 10.2, seluruh proses
penyambungan dilakukan oleh
relai yang setelah itu suara dapat
disalurkan.
Uraian kerja terjadinya
sambungan telepon dapat
dijelaskan sebagai berikut :
x Gagang telepon diangkat oleh
orang yang akan menelpon.
Gagang telepon yang diangkat
ini disebut off-hook. Gagang
telepon yang masih terpasang
pada tempatnya disebut onhook. Penyebutan off dan on ini
terkait dengan putus dan
sambungnya saklar pada
telepon.
x Pengangkatan gagang telepon
mengakibatkan pencari saluran
(line finder) pada sentral
tersambung kepada pesawat
telepon yang sedang off-hook.
x Setiap pemutaran angka atau
penekanan tombol angka pada
telepon mengakibatkan stepper
switches mencari nomor yang
dimaksud. Saklar ini terus
”memegang” angka yang
diputar atau ditekan tadi.
x Proses stepper switches tersebut akan melakukan hal yang
sama hingga seluruh nomor
habis diputar atau ditekan.
x Akhir dari stepper switches
menandakan panggilan suara
dapat dilangsungkan.
Proses penyambungan
panggilan telepon sistem mekanik
ini, hanya dapat dilakukan untuk
satu pembicaraan. Oleh karena itu
apabila ada sekian banyak pemanggil, maka akan ada sekian
banyak pula saklar-saklar. Jadi
setiap pelanggan mempunyai satu
kesempatan penyambungan.
4. Sambungan Mekanik dengan Saklar Crossbar
Nomor-nomor yang di-dial secara keseluruhan akan disimpan pada register. Hingga angka atau digit terakhir di-dial, selanjutnya register akan menuruskannya ke pengendali (common control). Di sinilah proses pencarian saluran yang memungkinkan sambungan telepon dapat berlangsung dilakukan dengan cara men-ganalisis nomor-nomor yang dimasukkan dan menghitung pencarian jaringan untuk disambungkan kepada pesawat telepon lawan. Sambungan untuk panggil-an yang baru saja terjadi ke-mudian dibuat dalam matriks kerangka crossbar (crossbar frame). Sambungan dalam kerangka matriks ini memungkinkan dapat berlangsungnya panggilanpanggilan lain secara serentak atau bersamaan (multiple simultaneous calls) hanya menggunakan kerangka crossbar tunggal. Sistem telepon Common Control merupakan salah satu versi sistem komputer yang paling awal digunakan pada telepon. Common Control dapat mencari nomor-nomor telepon dan sentral yang ada serta menghitung jalur primer (utama) atau alternatif (pilihan lain) untuk sambungan panggilan telepon.
5. Fungsi-Fungsi dalam Panggilan Telepon
Jaringan telepon dapat pada
dasarnya dapat diwujudkan dalam
tiga fungsi pokok, yaitu :
1. Signaling atau pensinyalan
Fungsi ini menyediakan
mekanisme atau cara-cara
untuk memindahkan nomornomor telepon melalui
jaringan untuk membentuk
sambungan serta memberikan
tanda-tanda berlangsungnya
suatu sambungan, seperti
nada sambung, nada panggil,
atau nada sibuk.
2. Switching atau penyaklaran
Fungsi yang menyediakan
terjadinya sambungan antara
dua telepon dalam jangka
panggilan tertentu yang
dilakukan.
3. Transmission / pemancaran
Fungsi yang menunjukkan
terjadinya pemindahan atau
pemancaran sinyal suara dari
suatu telepon terhadap
telepon yang lain sehingga
dapat dimengerti.
Konsep pencarian fungsi
jaringan dalam bentuk lapis-lapis
fungsi merupakan suatu hal yang
penting karena ini menunjukkan
adanya keterkaitan dengan
jaringan yang disebut jaringan
digital layanan terpadu. Dalam
bahasa Inggrisnya disingkat ISDN
(Integrated Service Digital
Network). Dalam jaringan ISDN ini
masing-masing fungsi dipisahkan
menjadi sistemnya sendiri-sendiri.
Dengan membentuk lapis-lapis
jaringan, maka setiap bagian
dapat dikembangkan tanpa
mengganggu sistem atau
peralatan yang lain. Dalam
kenyataannya, perpindahan
jaringan telepon saat ini; yang
membawa informasi panggilan
suara dalam jaringan digital terusmenerus dikembangkan.
6. Transmisi Digital pada Telepon
Penggunaan sistem transmisi digital dimulai kurang lebih
pada tahun 1963 di Amerika
Serikat ketika pabrikan telepon
menginstal sistem yang disebut
T1. Penggunaan sistem T1 ini
untuk menggantikan sistem
transmisi analog yang lama yang
terhubung pada sentral telepon
Pada gambar 10.11, dapat
dilihat bahwa sambungan antara
sentral-sentral telepon didasarkan
pada suatu sistem pembawa
analog yang disebut "L-Carrier."
Dalam sistem ini beberapa kanal
suara digabungkan dalam satu
saluran (multipleks) menggunakan
teknik Frequency Division
Multiplexing (FDM).
L-Carrier memberikan satu
metoda pada telepon untuk
menempatkan banyak sinyal pada
satu kabel. Namun dengan cara ini
ditemukan kelemahan-kelemahan
sebagai berikut :
• Dengan menggunakan teknik
transmisi analog, maka sistem
ini sangat peka terhadap derau
(noise) sehingga setiap ada
penguatan sinyal akan diikuti
menguatnya derau.
• Sistem ini menggunakan kabel
koaksial yang tertentu yang
berbeda untuk setiap versi LCarrier.
• Dalam hal pemeliharaan atau
pengujian, sistem harus dalam
kondisi off-line.
Pekerjaan pertama yang
perlu dilakukan dalam sistem
transmisi digital adalah mengganti
sistem transmisi analog yang telah
digunakan pada sentral switching
telepon. Dalam hal sistem
Multipleksing L-Carrier, maka perlu
penggantian dengan T1 Channel
Banks (untuk Amerika) atau E1
Channel Banks (untuk Europe).
Perhatikan gambar 10.12. Channel
bank dapat diartikan sebagai
tempat berkumpulnya susunan
kanal atau jalur telepon
Saluran yang berasal dari
sistem switching dibawa menuju
T1 Channel bank yang selanjutnya
diubah menjadi sinyal digital untuk
ditransmisikan. Dalam sistem T1,
kanal suara sebanyak 24 dibawa
oleh aliran data digital sebesar
1.544 megabit per detik.
Sementara itu, pada sistem E1
kanal suara sebanyak 30 dibawa
oleh aliran data digital sebesar
2.048 megabit per detik.
Sebagaimana diketahui
bahwa transmisi digital dapat
menghilangkan beberapa kendala
yang ada pada L-Carrier, yakni
sebagai berikut :
• Sistem dapat menggunakan
kawat tembaga biasa, tidak
kabel koaksial yang khusus.
• Sistem transmisi digital dapat
mengurangi pengaruh derau
dalam transmisinya.
• Sistem dapat melakukan selfdiagnostic (pengecekan sendiri)
dan secara otomatis akan
diarahkan ke back up
Sistem T1 adalah:
Standar untuk sistem transmisi digital di Amerika Serikat dan
Kanada yang didasarkan pada standar ANSI T1. Standar ini
berasal dari turunan Standar Western Electric Company. T1
merupakan tingkat yang paling rendah dari transmisi yakni 1.544
megabit per detik. Sistem T1 membawa 24 kanal suara.
Sistem E1 adalah:
Standar untuk sistem transmisi digital di Eropa yang didasarkan
pada standar CEPT, kadangkala disebut Standar E. E1
merupakan tingkat yang paling rendah dari transmisi CEPT yakni
2.048 megabit per detik. Sistem E1 membawa 30 kanal suara,
satu kanal signaling dan satu kanal framing.
Dengan menerapkan
transmisi digital diperoleh
peningkatan kualitas terutama
untuk panggilan jarak jauh.
Dengan demikian secara lebih
luas penerapan transmisi digital
jelas lebih menguntungkan
dibandingkan dengan penapan
transmisi analog. Sebab dengan
transmisi digital akan dapat
dihemat pembiayaan terutama
yang menyangkut biaya
pemeliharaan. Hal ini dapat
dimungkinkan karena sistem dapat
secara otomatis melakukan
pengecekan serta keandalannya
yang cukup tinggi dengan
penerapan sinyal digital.
Masalah pokok pada
sistem ini adalah bahwa saklar
telepon didasarkan pada teknik
switching analog. Ini bearti bahwa
sinyal telepon harus diubah dari
bentuk analog ke bentuk digital
sehingga dapat melewati sistem
switching pada kantor sentral.
Perhatikan gambar 10.13.
Pengubahan dari satu bentuk
sinyal ke bentuk yang lain akan
menyebabkan terjadinya kekeliruan (error) dalam konversi digital.
Ini terkait dengan derau yang ikut
dihitung sebagai sinyal (quantisasi). Kuantisasi derau dibatasi
oleh jumlah sinyal yang dapat
didigitasi dan diubah kembali
dalam bentuk sinyal analog seperti
semula
7. Switching pada Jaringan Telepon
Langkah berikutnya yang
perlu diambil oleh pembuat
telepon adalah mengganti sistem
switching analog dengan sistem
switching digital. Dengan perubahan ini, maka suara dapat
dibawa melalui jaringan dalam
bentuk digital sehingga mengurangi pekerjaan pengubahan
sinyal pada bagian switching dan
titik transmisinya.
Masih dapat diingat kembali
ketika sistem switching mekanik
bekerja, suatu relai atau saklar
stepper digunakan untuk
menyambungkan secara fisik
melalui jaringan. Apa yang terjadi
? Tentu dalam hal ini dibutuhkan
suatu kawat yang menghubungkan
dari satu telepon ke telepon yang
lain.
Sistem Switching Digital
didasarkan pada penggunaan
matriks saklar elektronika. Saklarsaklar ini biasanya menggunakan
sistem digital yang sama
sebagaimana pada sistem
transmisi T1 dan E1.
Ini berarti bahwa saklarsaklar sinyal dikelompokkan
menjadi eki-valensi data delapan
bit untuk sampel satu suara yang
diambil.
Pada gambar 10.17. dapat dilihat matriks saklar digital yang mempunyai beberapa saluran input dan output dan sebuah pencacah. Pencacah melakukan fungsi pewaktuan (timing) untuk slot waktu multiplek digital. Untuk penyambungan, saluran input dan
output ditandai angka atau slot waktu yang sama. Perhatikan gambar 10.18. Dalam contoh ini diambil angka 5. Pencacah yang ada bekerja untuk kemudian dari hasil cacahannya mencapai angka (5), dan pada saat itu saluran input dan output terhubung. Perhatikan gambar 10.19. Sementara waktu dua saluran terhubung, delapan bit biner yang mewakili satu sinyal sampel suara mengalir melalui sambungan.
Selanjutnya pencacah bekerja hingga mencapai angka 5, dan pada saat yang sama sambungan antara saluran input dan output akan terjadi. Sementara sambungan tetap berlangsung delapan bit digit biner atau satu sampel suara akan mengalir melalui matriks. Demikian pencacah terus berjalan menuju angka 6, maka sambungan akan terputus dan sambungan matriks yang lain akan terjadi. Saat ini kebanyakan switching telepon dibuat menggunakan teknik switcing yang sama untuk sinyal sampel dengan delapan bit biner. Teknik ini untuk menyaklar sinyal suara dalam bentuk standar digital sebagaimana yang ada pada sistem pembawa T1 dan E1. Pada sistem pembawa ini, suara biasanya disampling 8000 kali setiap detik untuk satu bit sampel setiap saat. Dengan demikian untuk delapan sampel suara akan ada 64.000 bit setiap detik. Hasilnya pada matriks harus menyediakan slot waktu untuk delapan bit setiap 1/8000 detik. Untuk membentuk sistem switching yang lebih besar, maka yang dilakukan adalah membuat banyak matriks dalam susunan seri dan paralel. Perhatikan gambar 10.18. Pada gambar dapat dilihat saklar matriks saling terhubung satu sama lain, sehingga kelompok pertama menyaklar digit pertama, kelompok kedua menyaklar digit kedua, demikian seterusnya. Perlakuan semacam ini mirip dengan caracara yang dilakukan pada saklar step (stepping switches).
8. Signaling pada Jaringan Telepon
Dengan pengubahan sistem
telepon untuk switching dan
transmisi dalam bentuk digital,
maka pada bagian yang lain perlu
dilakukan pengubahan metoda
penyediaan jaringan signaling.
Signaling merupakan fungsi
yang memberikan pengendalian
dan informasi tentang berlangsungnya suatu panggilan. Oleh
karena itu untuk signaling perlu
diperhatikan :
• Nada-nada yang dapat menunjukkan kemajuan panggilan,
seperti nada panggil, nada
sibuk, nada panggil dan
sebagainya.
• Pengalihan angka-angka yang
didial melalui jaringan.
Kalau dilihat, pada sistem
jaringan model lama dengan
switching mekanik, signaling
dilakukan pada saluran yang sama
sebagaimana
untuk sinyal suara. Dengan cara
ini pulsa atau nada panggilan akan
saling mengalir dalam arah yang
berlawanan dari pesawat lawan
atau sentral telepon ke pemanggil.
Dalam perkembangannya,
sekitar tahun 1970 perusahaan
telepon mulai memperkenalkan
pengguna-an sistem signaling
yang baru yang disebut "Common
Channel Inter-Office Signaling"
atau "Common Channel
Signaling".
Pada sistem yang baru ini
signaling telepon dilakukan pada
kanal terpisah, karena itu
dikatakan sebagai signaling "outof-band". Berbeda dengan signaling yang disebutkan diawal
yang dikatakan sebagai signaling
“in-band”.
Berikut ini dijelaskan proses
atau langkah-langkah berangsungnya panggilan dengan
menggunakan Common Channel
Signaling (CCS).
1. Pada saat gagang telepon
diangkat (off-hook), maka akan
terdengar nada dial (panggil)
dari sistem switching lokal.
2. Setelah pemanggil memutar
nomor-nomor, dari pengendali
bersama (common control)
pada sentral telepon lokal akan
dibangkitkan suatu pesan
ditujukan kepada nomor
pesawat lawan. Pesan ini
mengalir melalui jaringan kanal
signaling.
3. Pada bagian akhir dari sentral
telepon saklar akan mengecek
nomor pesawat lawan, setelah
itu memberikan nada dering.
4. Saklar pesawatlawan juga
mengembalikan pesan ke
saklar asal.
5. Pesan tersebut untuk memberitahukan saklar asal agar
memberikan sinyal pengebelan
kepada pemanggil. Jika nomor
yang dipanggil sedang sibuk,
maka saklar lawan akan
mengem-balikan pesan yang
memerin-tahkan saklar lokal
mem-berikan sinyal sibuk.
6. Apabila pesawat telepon
lawan menjawab, suatu pesan
akan dikirim untuk memberitahukan pada jaringan.
7. Pesan tersebut akan memberitahukan bahwa semua saklar
pada jaringan akan tersambung ke sentral agar dapat
melakukan pembicaraan.
8. Pembicaraan telepon berlangsung pada saluran sentral.
CCS digunakan pada
jaringan komunikasi sebagai
bentuk protokol atas dasar
switching pesan. Hal ini adalah
mirip dengan protokol yang
digunakan pada jaringan
komputer. Alasanannya adalah
bahwa itu merupakan jaringan
pesan, saklar-saklar telepon tidak
hanya dapat mengirimkan sinyal
progres panggilan, tetapi juga
dapat digunakan sebagai jaringan
pesan untuk pemeliharaan,
pengecekan dan diagnostik terhadap keberadaan saklar telepon.
Penggunaan CCS pada
jaringan telepon telah mmberikan
suatu perubahan dalam hal :
• Pembiayaan, seperti diketahui
bahwa jalur pada sentral telepon
tidak digunakan bila tidak ada
panggilan yang tidak dijawab. Ini
menunjukkan dapat dikuranginya
jaringan untuk mendukung
layanan. Dengan demikian
penghematan dapat dilakukan dan
keuntungan dapat diperoleh.
• Waktu Set Up Time, waktu ratarata saat akhir dari proses dialing
(menekan nomor-nomor telepon)
hingga membunyikan nada
panggilan pada pesawat lawan
secara nyata berkurang. Jika
dibandingkan dengan sistem
signaling yang lama, panggilan
dapat tersambung membutukan
waktu sepuluh hingga lima belas
detik sebelum nada dering sampai
di pesawat lawan.
9. Pengembangan
Pengembangan berikutnya
yang dapat dilakukan terhadap
jaringan telepon di antaranya
meliputi :
1. Perusahaan telekomunikasi
khususnya pada bidang telepon dapat segera melakukan
pengubahan sistem transmisi
antar sentral telepon yang
semula berbasis analog sekarang harus diubah dengan
sistem pembawa digital.
2. Sistem switchng telepon yang
digunakan pada sambungan
jarak jauh dan pada kantor
sentral yang paling akhir harus
diubah dari sistem mekanik
dan switching analog menjadi
bentuk switching elaktronik
digital.
3. Pemisahan jaringan signaling
dengan demikian dapat
meningkatkan efisiensi
berlangsungnya sambungan
pembicaraan telepon.
Kalau diperhatikan jaringan
telepon yang sekarang terjadi
pemisahan fungsi signaling,
transmisi dan switching.
Pemisahan ini tidak lagi menjadi
persolan, karena jaringan dibentuk
dalam modul-modul, sehingga
setiap bagian dapat diperbaharui
atau diperbaiki tanpa mengubah
sistem peralatan atau sistemnya.
10. Pengembangan Menuju Generasi Layanan Terpadu
Pengembangan berikutnya
yang akan dihadapi oleh setiap
pelanggan telepon adalah
pengubahan menuju transmisi
digital. Untuk itu maka
diperlukan pengubahan sistem
yang dapat bekerja pada
lingkungan digital. Langkah
pertama yang dilakuka adalah
menyiapkan perangkat dalam
jaringan digital terpadu atau
integrated digita network (IDN).
Dalam kenyataannya jaringan telepon berbentuk digital
terus dikembangkan agar tidak
hanya sistem suara saja yang
dapat ditransmisikan dengan
baik. Gambar atau video dan
data atau teks serta multimedia
harus bisa pula ditumpangkan
dalam jaringan digital tersebut.
Oleh karena itu perlu dilakukan
keterpaduan pelayanan, hingga
akhirnya ditemukan suatu bentuk
"Integrated Services Digital
Network" atau "ISDN."