Kompetensi dasar dan indikator
1 Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti praktikurn ini, mahasiswa mampu:
- Membangkitkan beberapa jenis sinyal diskrit dasar yang banyak digunakan dalam bidang teknik elektro.
2 Indikator
Membangkitkan beberapa jenis sinyal diskrit dasar yang banyak digunakan dalam bidang teknik elektro.
- Mahasiswa berhasil rnernbuat source code untuk membangkitkan sinyal diskrit.
Dasar Teori
Sinyal waktu diskrit pada dasamya adalah urutan angka. Sinyal diskrit muncul sebagai hasil dari sampling sinyal waktu-kontinyu dalarn sistern data sampel dan filter digital.
Sinyal distkrit dilarnbangkan dengan x [n], y [n], dan seterusnya, dimana variabel n menunjukan nilai integer, dan x [n] menunjukkan angka ke-n dalarn urutan berlabel x .
Filter digital mernproses sinyal waktu kontinyu dengan menggunakan sinyal diskrit, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Sinyal waktu kontinyu x (t) akan diubah rnenjadi sinyal waktu-diskrit x [n], yang kemudian diproses oleh sistern waktu-diskrit untuk menghasilkan output y [n].
Garnbar 4.1 menunjukan proses filter sinyal waktu kontinyu dengan rnenggunakan sinyal waktu diskrit (D/C) kemudian sinyal diproses oleh sistern waktu diskrit dan kernudian sinyal diskrit diubah kembali lagi ke dalarn sistern sinyal waktu kontinyu (D/C).
Gambar 4.1 Memproses Sinyal Waktu-Kontinyu Menggunakan Sinyal Waktu-Diskrit. |
Ukuran sinyal waktu-diskrit
Ukuran sinyal diskrit x[n] (Ex) ditunjukkan pada Persamaan 4.1 :
Persamaan ini berlaku untuk x nyata atau kompleks [n]. Suatu kondisi yang diperlukan agar energi menjadi terbatas yaitu amplitudo sinyal harus → 0 sebagai | n | → ∞. Kalau tidak, jumlah dalam persamaan diatas tidak akan menyatu.
Jika Ex terbatas, sinyal disebut sinyal energi. Misalnya ketika amplitudo x [n] tidak → 0 sebagai | n | → ∞, maka energi sinyalnya tidak terbatas, dan ukuran sinyal itu akan menjadi waktu rata-rata energi. Untuk menghitung nilai Px ditunjukkan pada Persamaan 4.2
Jika Px terbatas dan tidak nol, maka sinyal disebut sinyal daya. Seperti dalam waktu kontinyu, sinyal waktu diskrit dapat berupa sinyal energi atau sinyal daya, tetapi tidak dapat keduanya sekaligus pada saat yang sama.
Contoh 1
Temukan energi sinyal x [n] = n, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 a dan daya untuk sinyal periodik 𝛾 [n] pada Gambar 4.1 b.
Gambar 4.1 (a) Energi dan (b) Daya untuk Penghitungan Sinyal. |
Jika dimasukan kedalam persamaan :
Jika sampel pertama diambil pada n = 0, sampel terakhir adalah pada n = N0 - 1 = 5, bukan pada n = N0 = 6. Karena sinyal 𝛾 [n] bersifat periodik, kekuatannya Py dapat ditemukan dengan rata-rata energinya selama satu periode. Rata-rata energi selama satu periode, dapat kita dapatkan dengan cara:
Contoh 2
Selesaikan contoh soal berikut ini :
dengan kondisi awal y [-1] = 2, y [-2] = 1 dan input kausal x [n] = n (dimulai dari n = 0). Maka persamaan sistemya dapat dinyatakan sebagai :
Ubah n menjadi -2 dan kemudian mengganti y [-1] = 2 , y [-2] = 1, x [0] = x [-1] = 0 (ingat bahwa x [n] = n dimulai pada n = 0), sehingga :
Ubah n menjadi -1. Seperti dalam Persamaan di atas kemudian mengganti y [0] = 1.76, y [-l] = 2, x [l] = 1, x [0] = 0, sehingga :
ubah n menjadi 0 dalam Persamaan kedua dan kemudian mengganti y [0] = 1.76, y [l] = 2.28, x [2] = 2 dan x [1] = 1
Langkah Praktikum
Script
%Pembangkitan Sekuen Step
L=input('Panjang Gelombang(=40)=')
P=input('Panjang Sekuen(=5)=')
for n=1:L
if(n>=P)
stem(n)=1;
else
end
L=input('Panjang Gelombang(=40)=')
P=input('Panjang Sekuen(=5)=')
for n=1:L
if(n>=P)
stem(n)=1;
else
end
Tampilan Grafik
%Pembangkitan Sekuen Step
L=input('Panjang Gelombang(=40)=') % L
P=input('Panjang Sekuen(=6)=') %panjang sekuen adalah panjang skat-skat
for n=1:L %looping 1 sampai l
if(n>=P)
step(n)=1 % step adalah sinyal nilai sinyal yang bernilai 10101010 %tinggi nilai step sama dengan 1
else
step(n)=0
end
end
L=input('Panjang Gelombang(=40)=') % L
P=input('Panjang Sekuen(=6)=') %panjang sekuen adalah panjang skat-skat
for n=1:L %looping 1 sampai l
if(n>=P)
step(n)=1 % step adalah sinyal nilai sinyal yang bernilai 10101010 %tinggi nilai step sama dengan 1
else
step(n)=0
end
end
%Pembangkitan Sekuen Step
L=input('Panjang Gelombang(=40)=') % L
P=input('Panjang Sekuen(=6)=') %panjang sekuen adalah panjang skat-skat
for n=1:L %looping 1 sampai l
if (n>=P)
step (n)=0 % step adalah sinyal nilai sinyal yang bernilai 10101010 %tinggi nilai step sama dengan 1
else
step(n)=1
end
end
L=input('Panjang Gelombang(=40)=') % L
P=input('Panjang Sekuen(=6)=') %panjang sekuen adalah panjang skat-skat
for n=1:L %looping 1 sampai l
if (n>=P)
step (n)=0 % step adalah sinyal nilai sinyal yang bernilai 10101010 %tinggi nilai step sama dengan 1
else
step(n)=1
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
stem(x,step)
Berikan penjelasan pada gambar yang dihasilkan.
2. Anda ulangi langkah pertama dengan cara me-run program anda dan masukan nilai untuk panjang gelombang dan panjang sekuen yang berbeda-beda yaitu L=40, P= 15 ; L=40, P=25 ; L=40, P=35. Plot h&sil percobaan anda pada salah satu figure, dan catat apa yang terjadi?
Step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
Quiz
buat sinyal sinus,plot diganti stam
kemudia plot diganti sinus sinusnya diganti stem
cari plot sosinus dalam satu grafik
tambahkan legen (keterangna diidalam grafik
Membuat stem sinyal sinus dan sinyal cosinus dalam satu grafik disertai legend
X = linspace(0,2*pi,50)';
y1 = 1*sin(X);
stem(y1,'b','DisplayName','SIN')
hold on
y2 = cos(X);
stem(y2,'r','DisplayName','COS')
hold off
legend
y1 = 1*sin(X);
stem(y1,'b','DisplayName','SIN')
hold on
y2 = cos(X);
stem(y2,'r','DisplayName','COS')
hold off
legend
Isi Laporan
Lampiran
step buka pulsa
NB :
Download laporan di Halaman Daftar Isi
Download laporan di Halaman Daftar Isi